Dear sahabat C3,
Untuk menghilangkan dahaga informasi dari goweser Cibubur mengenai jalur New RA ( NURA ) saya coba memberikan testimony perjalanan perdana saat Launching jalur ini pada tgl. 11 – 1 – 2011 yang jatuh pada hari Selasa ( hari Kerja ). Rombongan dari Cibubur Cycling Community terdiri dari :
( Eddy Susanto , Anang Sutarto , Dodo Abdulah , Asep Hilman , Dadang Marta , Ervan Kranggan , Sugiarto Basra , Rahman Kranggan , Anto Lucky 7 , Adi DH, Triyono JJ , teman Triyono JJ + Temannya Dodo. )
Mengapa event besar ini di jatuhkan pilihan pada hari Selasa , menurut Om Mahendra – Ponggawa Puncak Explorer yang punya gawe ini selain sengaja memilih hari keramat dengan tanggal yang banyak angka satunya , hari Selasa adalah sebagian besar goweser pasti sedang bekerja di kantor masing masing.
Bayangkan kalau dipilih hari libur ( Sabtu / Minggu ) … berapa banyak goweser yang akan ikut memenuhi jalur hutan yang kebanyakan single trek itu ….pasti akan menyebabkan hutan menjadi macet total seperti Toll Jagorawi – saat launching pembukaan Toll miring Cimanggis. Total peserta Launching jalur NURA adalah sekitar 120 –an sepeda, rombongan C3 adalah rombongan terbesar sama seperti team cewek Cantik Crank Berry.
Jam. 06.30 wib, semua peserta mulai bergerak dari Parkir Mesjid Gadog /Ciawi, dan sudah siap armada Angkot SUZUKI biru menuju Warung Mang Ade di RA ( sekitar restauran RINDU ALAM - Puncak )
Jam.07.00 wib , peserta mulai memenuhi Warung Mang Ade yang tidak seperti biasanya hari itu pakai pasang Tenda segala ( aya hajatan kang …. ). Semua peserta melakukan Registrasi / mengisi buku tamu dan menyerahkan sumbangan Rp. 100.000 / orang ( ini dana untuk makan pagi/ coffe break di Gunung Mas / Makan siang di tempat Finish – Citeko , uang perawatan jalur dan untuk mensubsidi biaya perawatan jalur klasik RA ).
Saat angkot Biru sampai di Warung mang Ade , semua peserta di sambut dengan meriah oleh tiupan Angin Badai dan Kabut tebal seperti smoke gun di acara prosesi launching poduk. ( Seumur hidup baru saya menyaksikan langsung angin yang sangat kencang dan bersuara gemuruh sangat kencang sekali… istilahnya Aki Asep Hilman … laksana mau kiamat saja … ) Suasana makin meriah saat Geng cewek cantik Peragawati th 90-an “ Crank Berry mulai berdatangan , Kang Asep memanfaatkan kesempatan untuk photo bersama, dan om Dodo yang sudah kenal lama dengan Lulu Dewayanti ber- say Hello dengan cipika-cipiki segala. Kita makan pagi bersama dan panitia melakukan Breffing pengenalan jalurnya.
Jam. 09.00 wib , peserta melakukan upacara Start diparkir atas Warung Mang Ade ... dimulai dengan Briefing ulang dan pembacaan Doa ditengah angin badai gunung.
Peserta pertama yang START adalah dari Team Cibubur Cycling Community ( C3 ) , dimana start dibagi per dua puluhan sepeda.
Jalur NURA di buka mulai dari Warung Mang Ade , naik kearah Puncak Pass , dan sekitar 500 meter belok kanan masuk ke Komplek TVRI Pasir Sumbul ( Nama komplek tertera di Pintu Gerbangnya ) , dan sekitar tower Telkom. Kondisi jalan ini adalah tanjakan on road yang cukup tinggi sepanjang 1, 5 km + tiupan angin yang kencang. Untuk yang memakai sepeda AM dan DH tanjakan ini sangat melelahkan .... dan sebaiknya didorong saja ...dari pada jantungnya copot.
Diujung jalan ini panitia sudah menyiapkan Jalur turunan tanah yang cukup curam ..... disinilah petualangan yang sesungguhnya dimulai ......
Kondisi single trek hutan perawan terbentang dipenuhi tanah humus yang agak becek ...sehingga cukup menyulitkan untuk di gowes ... ( rekomendasi untuk masuk jalur NURA ini sebaiknya memakai sepeda Full suspensi + Ban lebar + tekanan angin jangan keras + wajib pakai rem disk ).
Sepanjang single trek ini kondisi tanahnya adalah tanah gembur dan bekas tebangan pohon dikiri kanannya ... hasil kerja keras om Mahendra dan team Puncak Explorer
Menghasilkan trek yang cukup sangar dan menantang ini. Apalagi jalur ini melewati lorong gerbang angin badai + kabut tebal yang menambah sensasi seperti di film horor.
Selain single trek berlumpur jalur ini juga dipenuhi tanjakan dan turunan yang lumayan menguras tenaga , apalagi dibeberapa jalur melewati bibir jurang yang sangat dalam sampai lokasi finish etape satu yang persis berada di jalur tanjakan. Di lokasi finish etape satu sudah disiapkan bambu untuk memarkir sepeda dan tanah datar untuk istirahat. ( perjalanan ditempuh sekitar 30 menit s/d 45 menit dari start ). Etape ini mirip hutan Tajur halang dengan akar akarnya + Kandang nyamuk RA.
Mulai etape dua , kondisi jalan ber variasi ada single trek ada jalur selebar 2,5 meter yang melalui pepohonan dan semak belukar ... di jalur ini sudah mulai lumpur humus yang berakibat debel dan membahayakan RD. Semakin kedalam jalur ini mulai menunjukan tanda tanda sangarnya ... dimulai dari jalur naik turun sekitar 5 meteran ... sedikit variasi super bowl ..untuk lumpat lumpat + akar akar dan diakhiri dengan turunan curam yang sangat panjang dan berliku. Mungkin ini yang disebut istilah Jalan Toll tengah hutan .... dikiri kanan jalur ini bekas tebasan batang pohon yang cukup rapi ... membentuk lorong panjang yang berliku – liku dan mengasyikan. ( Panjang turunan tanah licin ini sekitar 1 km )
Ujung jalan ini adalah per-tigaa jalur diwilayah hutan MANDALAWANGI dengan tanda KANAN untuk XC dan KIRI untuk DH. Jalur ini juga dijaga oleh panitia.
Saya dan rombongan memilih masuk jalur XC , maklum Cuma pakai Patrol 511 yang pakai Travel Cuma 5,1 mm ... dengan harapan bisa menikmati jalur XC seperti di jalur RA Klasik.
Begitu masuk jalur XC kita langsung dihadang turunan 5 meteran yang sangat dalam .... anjritttt .... ini mah lebih mirip jalur DH ... dan lebih curam dibanding dengan DH mini TW 3 dan DH mini di Cikole dan Jayagiri. Terpaksa TTB ajaaahhh .... ( saya lupa belum memotong stang seat post ...sehingga posisi sadel tidak bisa diturunkan ). Ujung jalur XC dan DH ini menurut panitia akan bertemu disatu titik juga.
Maka mulailah penyiksaan di jalur yang katanya XC itu ternyata isinya turunan licin yang diberi bonus turunan lebih dalam dan lebih licin lagi. Untung bonus tanah debel dari jalur sebelumnya masih banyak menempel diban depan saya, sehingga bisa membantu pengereman di jalur turunan ini.
Kiri kanan jalur adalah hutan dengan pohon berdaun pisang –pisangan yang sudah ditebas rata oleh panitia. Trek ini lebih mirip seperti gua tempat bersembunyi babi celeng ... Peringatan !!! : Jangan mencoba masuk jalur ini dengan sepeda Travel pendek ( 80 – 110 ) dijamin nyungsep apalagi kalau remnya belum disk.
Turunan jalur ini berbentuk seperti mangkok ada turunan + sedikit naik + turunan lagi + naik + turunan ... kalo ada nyali jalur ini enak untuk lumpat – lumpat.
Setelah satu jam disiksa jalur hutan perawan ... akhirnya terdengar tanda suara deru motor di perkampungan .... ternyata ujung jalur NURA itu adalah diperkampungan Pabrik Teh di Gunung Mas. ( Kalau RA klasik jalur masuknya adalah kebun teh pinggir jalan, sedangkan jalur NURA jalur masuknya dari tengah hutan kebalikan dari jalur RA klasik ... ).
Note : Jalur RA Klasik ... start dari warung Mang Ade – Paralayang - bak kontrol – Finish dari gerbang depan Gunung Mas, beda dengan NURA .... start dari Warung Mang Ade – Masuk komplek TVRI Pasir Sumbul – masuk hutan lebat – Finish dari Belakang hutan perkampungan Gunung Mas tidak melalui jalur Paralayang dan bak kontrol )
Finish Etape Tiga di pinggir danau Kebun teh Gunung Mas ... disini sudah disiapkan coffee break + teh manis + Jagung + Kacang dll. Team C3 dan beberapa orang team lain mulai menggasak hidangan yang tersedia. Waktu menunjukan pkl. 11.20 wib.
Setelah kerumunan peserta lain mulai berdatangan maka team Cibubur Cycling Community ( C3 ) di pandu oleh Om Asep Hilman dan di nasehati oleh om Anang Sutarto melanjutkan perjalanan Gunung Mas - Taman Safari – Ngehe setengah – melalui jalur kondangan melibas trek berbatu dan berhenti di Plang Hutan Lindung Gunung Panggrango. Hasil lumpat lumpat ini Rear shock merk FOX Om Asep Hilman Jebol .... kampreett sssiaahh...
Dari plang Hutan lindung kita tidak lewat jalur makadam , tetapi masuk jalur tanah yang menurun curam menuju kampung Citeko. Jalur ini ternyata enak sekali ... turunan single trek licin dan berundak undak .... yang bahaya adalah disingle trek galangan sawah ini peserta harus gowes dan tidak boleh berhenti ... kalau berhenti tidak ada tempat pijakan kaki ... dan pasti akan nyemplung ke pematang sawah.
Pukul 13.45 wib Team Cibubur Cycling community finish di kampung CITEKO , sebelumnya kami melapor dulu melalui hand phone ke Om Mahendra – Ketua Panitia yang ternyata beliau masih berada didalam hutan jalur NURA. ( Om Damar, Sugi , Ervan , Asep , Anang , Anto L7 , Rahman , Triyono JJ , Eddy masih dalam keadaan segar bugar dan tetap kompak ).
Seperti orang punya hajatan besar tempat Finish di rumah p. Suyono ini sudah dipasang tenda dan hidangan makan siang yang aduhai nikmatnya.
Ada ayam goreng + Sambel bajak + Ikan Jambal asin + lalapan + tahu + tempe dll .... wuuuahhh makknyuuusss ....
Seperti biasa karena Start pertama , maka rombongan Cibubur Cycling community juga finish pertama dan berarti yang membuka makanan pertama juga ...masih komplit bbooo .... siiikaaatt ...
Setengah jam kemudian rombongan berikutnya mulai berdatangan ...dan rombongan kami langsung pamit pulang melalui jalur on Road – jalan raya Puncak ....
Keluar Gang kampung Citeko ternyata dekat dengan hotel Safari garden .... dari situ team C3 turun ngaspal menuju lokasi parkir Mesjid Gadog. Alhamdulillah semua peserta finish tanpa mengalami accident seperti harapan kita semua.
Enak juga finish duluan...berarti mandi dan cuci sepeda juga duluan .... disini ternyata sudah ada beberapa peserta yang keluar jalur dari Gunung Mas ...dan hanya menikmati jalur NURA saja... disini kita ketemu om Dodo Abdulah lagi ...
Selamat dan sukses untuk team Puncak Explorer ( Om Mahendra , om Depe dkk )... terima kasih sudah mengundang kami menikmati jalur yang indah ini...semoga karya bakti oms semua menjadi pahala terbaik untuk kita kenang semua.
Note : Kesimpulan jalur NURA ini adalah Jalur XC extreem , cocok untuk AM , kurang cocok untuk DH ...karena jalur ini tidak semuanya turunan ...cukup banyak tanjakan dengan kondisi lumpur humus yang gembur .... walau punya jalur sepeda DH tapi sebelum mencapai jalurnya sudah kepayahan. ( Om Anto L7 memakai sepeda KNOLLY dan om Sugi memakai sepeda UZZI ... kelihatan kepayahan terutama waktu diawal start dengan tanjakan yang sangat terjal. )
Tidak disarankan untuk pemula yang belum pernah masuk jalur sejenis RA Klasik atau TW ( Telaga Warna ).
Sepeda yang masuk jalur ini sebaiknya memakai Fullsus dan rem disc. Sepeda Hard Tail boleh masuk tapi harus yang sudah senior dan berpengalaman.
Perlengkapan helm , sarung tangan , sepatu yang ada sol bergerigi , leg / knee protector sangat di anjurkan. ( Kalau perlu bawa tali plastik untuk evakuasi kalau – kalau ada yang terperosok jurang ) , membawa priwitan dan lampu senter juga bagus.
Jakarta , 13 Januari 2011
Salam gowes C3 forever ,
Eddy Susanto
Cibubur Cycling Community